Inikah negeri yang adil bab 2
Seperti yang telah saya bahas di tulisan saya inikah negeri yang adil bab 1. Memang keadilan itu mahal harganya dibandingkan dengan harta orang kaya sedunia saja itu tidak sebanding dengan harga keadilan, yang jelas keadilan itu mahal harganya tidak ada orang yang bisa membelinya. Namun kenapa di negeri kita Indonesia keadilan seperti di nomor duakan oleh uang, tanpa kita sadar ini akan menjadi budaya di negeri kita. Seperti baru-baru ini kasus Arthilita yang dipenjara namun seperti hidup di hotel kalau setiap narpidana dihukum dengan fasilitas mewah seperti Arthalita saya yakin penjara akan penuh. Sekali lagi saya mengatakan inikah negeri yang adil ? saya rasa negeri kita itu jauh dari kata adil. Sebenarnya para penegak keadilan di negeri kita itu sudah melakukan tugasnya dengan baik, baik sekali kalau boleh saya katakan. Kalau boleh saya mengatakan "jika kita membahas keadilan jangan pernah menyalakan orang lain,Namun salahkan dirimu sendiri lihatlah dirimu sendiri sudahkah kau adil menempatkan sesuatu pada tempatnya" jika semua orang bisa melakukan itu saya yakin semuanya pasti akan bisa belajar untuk lebih menghargai orang lain, dari hal kecil seperti itu saya yakin keadilan bisa tercipta. Dengan kita bersikap seperti itu pasti kita bisa membangun kehidupan yang baik dari segi manapun. Jangan hanya bisanya menyalakan pejabat tinggi kalau negara kita kurang bisa menegakkan keadilan. Namun salahkanlah dirimu sendiri apakah kita itu sudah melakukan dan menerapkan sikap adil setidaknya belajarlah untuk bersikap adil dari hal sekecil apapun. Demikianlah sikap adil menurut saya, jika ada kesalahan kata atau perkataan saya melukai hati anda se bagai pembaca. Saya sebagai penulisnya mohon maaf sebesar-besarnya.Pesan terakhir dari saya "jangan pernah menilai seseorang jika dirimu masih salah dan lihatlah dirimu sendiri".
Gelora tak bisa lagi menjamah
Resah terus menemani
Tiada yang abadi di dunia ini
Semua akan hilang jika waktunya tiba
Butiran-butiran resah menemani setiap saat
Aku bangun dalam kelam
Tertidur dalam bahagia
Hingga setetes embun pagi jatuh
Mengubahku akan sesal tiada arah
Kecewa akan segalanya
Memyesal atas masa lalu
berdiam membayang rasa hati
Terasa sakit menyayat
Kalbu menghantam jiwa
Bersemi dan menghilang